Senin, 18 April 2016

Menari di tengah Badai

Hei bulan April 2016... sekarang sudah pertengahan bulan April 2016 lebih sedikit. Kali ini saya ingin berbagi lewat tulisan lagi...

Menari di tengah badai. Saya sengaja memilih judul ini dalam tulisan saya kali ini. Judul tersebut mempunyai makna yang dalam menurut saya. Salah satu makna yang saya petik dari judul tersebut adalah menikmati segala peristiwa yang sedang kita alami, khususnya peristiwa yang paling berat dalam hidup kita. Karena dengan menikmatinya kita akan terbebas dari rasa setres ataupun frustasi. Dengan menikmatinya pula berarti kita percaya pada Tuhan bahwa cobaan ini pasti tidak akan melebihi kekuatan dari kita. Yang terakhir dengan menikmati peristiwa yang paling berat dalam hidup ini, kita juga akan mengarah ke keberhasilan. Jadi pesan penting sejak awal adalah "menarilah di tengah badai - nikmatlah segala cobaan/ peristiwa yang sedang kita alami."

Judul di atas sebenarnya sebuah potongan kalimat yang saya ambil dari tulisan J.Sumardianta melalui bukunya Habis Galau Terbitlah Move on. Kalimat lengkapnya berbunyi, "Hidup bukanlah perjuangan menghadapi badai, melainkan bagaimana tetap bisa menari di tengah hujan?" (J. Sumardianta. Habis Galau Terbitlah Move on. Yogyakarta: Penerbit Bentang, hlm.82-83). Ya kadang-kadang saat membaca sebuah buku saya begitu tertarik dengan kalimat-kalimat yang mengadung makna positif, mendalam, dan yang paling penting membangkitkan semangat dalam diri ini. Jika sudah demikian pastinya saya akan mengingat kalimat tersebut, selanjutnya ada keinginan dalam diri ini untuk membagikan kalimat yang bermakna tersebut kepada orang-orang. Nah kali ini saya membagikanya lewat blog ini. 

Melalui judul di atas saya ingin berbagi sebuah pengalaman hidup saat mengalami peristiwa/ cobaan yang cukup sulit dalam hidup ini. 
Selepas lulus kuliah adalah masa-masa cukup sulit dalam hidup saya. Karena, dimasa itu kita dituntut untuk mengaplikasikan ilmu yang kita dapat selama di sekolah dasar sampai bangku kuliah. Cara mengaplikasikannya yaitu lewat bekerja. Yang saya alami begitu lulus kuliah adalah masih banyaknya keraguan dalam diri ini. Baik itu keraguan dalam kemampuan, pilihan profesi ini, keadaan hidup yang akan datang, dan masih banyak lagi keraguan yang menghantuiku pada saat itu. Tetapi hal terpenting saat itu saya tetap melangkah maju dan tidak takut gagal. Yang paling saya pikirkan saat itu adalah mencari pengalaman sebanyak-banyaknya, jika menemui kegagalan bangkit dan bangkit lagi. Jika pengunjung sudah membaca semua isi blog ini, pasti tahu apa yang saya rasakan dan bagaimana perjuangan saya selepas lulus kuliah sampai sekarang setelah menjadi seorang guru. Dan sampai saat ini pun saya masih tetap berjuang untuk menjadi guru yang baik.

Kunci adanya kemauan untuk bangkit lagi setelah mengalami kegagalan dan seolah-olah tidak takut dengan kegagalan selama ini adalah adanya orang-orang yang begitu luar biasa di sekeliling saya. Baik itu keluarga (baca: orang tua, kakak, adik, pak lik, bu lik), teman-teman OMK, dan teman-teman seangkatan kuliah - yang ternyata lewat sharing-sharing atau update status mereka di jejaring sosial tentang perasaan yang dialami selama mencari kerja ataupun selama berjuang dalam pekerjaan selama ini cukup untuk membangkitkan semangat ini jika lagi gundah. Terima kasih semuanya,:D. Tanpa kalian sadari, "kalianlah yang selama ini selalu menuntun hati ini untuk terus menyalakan kembali api semangat dalam diri saat api semangat ini padam."

Kunci selanjutnya dan menurut saya yang paling utama adalah karena kebesaran Tuhan. Selama ini saat sedang banyak masalah khususnya setelah lulus kuliah, saya sering pergi ke kapel adorasi. Bahkan sejak saya bersibuk-ria menyusun skripsi kemudian lulus kuliah kemudian mencari kerja, saya begitu sering datang ke kapel adorasi di tempatku. Sebuah keberuntungan di tempatku dekat rumah, ada kapel adorasi jadi saya tidak perlu pergi ke Sendang Jatiningsih untuk menenangkan diri dan hening berbicara dengan Tuhan. Terima kasih Romo Supranowo, Pr dan Romo Patrick yang selama ini begitu semangat untuk membangun dan mengajarkan pada kami umat paroki Klepu tentang apa itu doa adorasi dan kapel adorasi. 

Masih ingat dulu sewaktu kuliah pernah mendengar cerita seorang teman yang rajin mampir ke Sendang Jatiningsih untuk berdoa. Dia selalu singgah ke Sendang Jatiningsih sewaktu mau berangkat ataupun pulang kuliah, kebetulan rumahnya di daerah Kulonprogo yang melewati Sendang Jatiningsih jika mau pergi ke kampus ataupun pulang ke rumah. Dari cerita tersebut entah kenapa saya ingin meniru kegiatan positif teman saya itu. Dimulai di kampus, saat jam 12 siang biasanya ada Misa harian, jika tidak ada kuliah ataupun lagi ada jam kosong saya sempatkan pergi ke kampus ministri untuk ikut misa harian. Kemudian ikut-ikutan menyempatkan mampir ke Sendang Jatiningsih saat pulang kuliah. Hehe... mengingat masa lalu, yang begitu menyenangkan. Ya, intinya saat saya banyak mengalami masalah atau sedang mengalami peristiwa/ cobaan berat saya akan berusaha untuk menikmatinya dan berserah pada Tuhan, "tetap percaya badai ini akan segera reda, jadi nikmati saja."

Semangat!!! GBU...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ditunggu komentar-komentarmu :D

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.